Cari Blog Ini

Minggu, 21 Februari 2010

Anak- anak dengan kecenderungan Retardasi dan Daya Tangkap Informasinya

Seringkali kita menjumpai sekumpulan anak sebaya yang sedang bermain bersama di taman. Namun ada seorang di antaranya yang terlihat sangat menonjol, anak itu berteriak-teriak dengan girangnya, berlari kesana kemari tanpa memperhatikan teman-temannya yang lain dan sesekali marah tanpa alas an dan terdiam. Mungkin bagi orang awam, pasti berpikiran bahwa anak itu normal, namun pernahkan kita berpikiran bahwa anak itu mengalami keterbelakangan mental atau yang disebut retardasi. Anak dengan kecenderungan seperti itu mempunyai daya tangkap dan penyerapan akan informasi di sekitarnya lebih rendah dari daya tangkap dan daya serap anak normal lainnya. Mereka memerlukan metode khusus dalam hal menyerap informasi dan penyempaian dari mereka kepada orang lain.

The American Association on Mental Retardation mendefinisikan retardasi sebagai fungsi intelektual yang secara umum berada di bawah rata-rata yang disertai dengan keterbatasan fungsi adaptasi di dua atau lebih area, yaitu komunikasi, merawat diri, kecakapan social-interpersonal, memanfaatkan, mengatur diri, kemampuan fungsi akademik, bekerja, memanfaatkan waktu luang, kesehatan dan keselamatan yang muncul sebelum usia 18 tahun ( Sukma 2007 :1 ). Penyebab retardaksi bisa bermacam-macam, mulai dari trauma sejak lahir seperti pendarahan intracranial sebelum lahir, kelainan kromosom, bisa juga dari faktor genetik orang tua atau bahkan karena factor lingkungan. Anak dengan kecenderungan mengalami retardasi bisa didiaknosis pada usia mulai dari 4 – 12 bulan lewat ekspresi wajah mereka pada gambar-gambar di sekitar mereka. Untuk usia penderita retardasi usia lamjut, bisa dilihat dari aspek-aspek emosional yang mereka miliki yang berbeda dengan orang normal.

Aspek-aspek emosional anak dengan kecenderungan retardasi yaitu, emosi cepat terganggu dan mengalami goncangan, cepat marah, cepat bingung, cepat merasa iri, sensitive atau perasaan peka, mudah risau, mudah gusar dan gugup ( Fthri 2005 : 27 ). Selain itu, dalam menangkap informasi mereka juga memiliki daya tangkap yang relative sangat rendah meskipun mereka terlihat merespon cepat dengan kemarahan. Ada beberapa metode khusus bagi mereka dalam menyerap informasi dalam tahap perkembangan belajar mereka.

.Pada dasarnya informasi sendiri adalah sesuatu yang diwakili oleh satu set simbol, memiliki beberapa struktur dan dapat dibaca dan dipahami oleh beberapa pengguna informasi ( carles, 1992 ). Sesuatu dikatakan informasi bila Sesutu hal bisa disampaikan dan kemudian ditangkap dan dipahami orang orang lain. Seorang anak dengan kecenderungan retardasi pada usia 3 – 5 tahun, akan lebih mudah menerima informasi tentang nama-nama benda di sekitarnya, seperti nama huruf, angka dan cara pelafalannya lewat media film. Di mana pada film tersebut terdapat beberapa anak-anak yang bermain dengan memegang angka kemudian menyebutkannya. Otomatis video tersebut juga di percantik dengan ilustrasi penuh warna yang menariknya dan suara – suara yang terdengar menarik. Anak – anak ini cenderung suka meniru kata yang mereka dengar, dan mengatakannya berulang kali tanpa sadar.

Anak –anak yang mengalami retardasi cenderung menghindari kontak mata, jadi bila kita ingin menyampaikan sesuatu secara verbal kepad mereka, usahakan untuk bisa langsung kontak mata dengan mereka. Dengan begitu mereka dipaksa untuk focus pada apa yang ingin kita sampaikan dan menangkapnya. Anak-anak ini juga cenderung tidak sensitive pada rasa sakit dan takut. Mereka bisa memahami apakah sesuatu itu berbahaya atau tidak bagi mereka, lewat film – film kartun, film anak atau teriakan yang mereka lihat dan dengarkan. Mereka juga akan menyampaikan kepada orang lain bahwa sesuatu itu berbahaya dengan memperagakan apa yang mereka lihat dan dengar pada film yang mereka lihat.

Jadi, anak –anak usia 4 bulan – 5 tahun dengan kecenderungan retardasi memang berbeda daya tangkap informasinya dibandingkan dengan anak – anak seusia mereka yang normal. Mereka memerlukan cara – cara khusus dalam menangkap informasi di sekitar mereka. Mereka lebih bisa menangkap informasi yang diberikan secara non verbal di bandingkan dengan cara verbal. Dalam hal penyampaian informasi kepada anak – anak tersebut, diperlukan pemahaman yang mendalam dari orang tua. Karena bagaimanapun dan dalam keadaan apapun orang tua dan keluarga adalah yang paling mereka butuhkan. ( Iko_ IIP )

Referensi :

Akbar, Sukma Noor. 2007. Terapi Modifikasi Perilaku untuk Penanganan Perilaku Hiperaktif pada Anak Retardasi Mental Ringan. Tugas Akhir Program Magister Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya : tidak dipublikasikan.

Artikel “ Keterbelakangan Mental “. Tersedia : www.mediacare.com. Diakses pada tanggal 14 Januari 2009.

Kirana, Rini Pura, Akihiro Suqiura. 2007. Deteksi Terhadap Anak-Anak Penderita Retardasi Mental dengan Melakukan Analisa Pada Ekspresi Wajah (online ). Tersedia : www.shvoong.com. Diakses pada tanggal 14 januari 2009.

Meadow, Carles T. 1992. Text Information retrival sytem. San Diego : Academic Press, Inc.

Siregar, Fithri Choirunnisa. 2005. Peningkatan Adaptive Skills dengan Behavioral-Family Therapy pada Anak Retardasi Ringan. Tugas Akhir Program Magister Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya : tidak dipublikasikan